Mulai Kamis, 29 April 2021, Turki akan melakukan kuncitara penuh atau lockdown. Walau kasus infkesi dan kematian akibat COVID-19 menurun sejak pertengahan April, Pemerintah Turki tetap mengambil langkah untuk mencegah penyebaran virus yang lebih luas.
“Saat Eropa memasuki fase pembukaan kembali, kami harus dapat dengan cepat menurunkan kasus di bawah 5.000 dan tidak tertinggal (dari negara lain),” kata Presiden Recep Tayyip Erdogan dikutip dari Reuters.com (27/4). Presiden Erdogan juga berkata lockdown dilakukan untuk mengukur dan mendapatkan hasil yang diinginkan, yaitu menurunnya kasus positif terjangkit dan kematian akibat COVID-19.
Sebelumnya, Turki telah melakukan pembatasan kegiatan sejak November hingga Februari lalu. Namun, pada bulan Maret gelombang baru menyerang Turki setelah pemerintah melonggarkan pembatasannya. Pemerintah Turki langsung mengambil tindakan dengan kembali melakukan pembatasan. Mengutip dari BBC.com, beberapa ahli menyatakan hal itu bisa terjadi akibat Pemerintah Turki terlalu cepat mencabut kebijakan pembatasan dan proses vaksinasi berjalan lambat.
Selana masa lockdown ini, seluruh warga Turki diharapkan berada di rumah. Kegiatan seperti berbelanja kebutuhan yang penting dan yang terkait masalah kesehatan masih diperbolehkan. Perjalanan antarkota di Turki pun membutuhkan persetujuan petugas yang berwenang. Kegiatan dalam sekolah akan ditutup dan pengguna angkutan umum akan dibatasi dengan sangat ketat yang mana hanya mengoperasikan 50% kapasitasnya. Adapun penerbangan dari dan ke Brazil serta Afrika Selatan ditangguhkan sepenuhnya mengingat ditemukannya varian baru COVID-19 di kedua negara itu. Perbatasan darat, laut, dan udara tetap dibuka untuk wisatawan. Namun, terdapat kemungkinan perbatasan akan ditutup pula dalam waktu dekat.
Lockdown akan berlaku mulai 29 April 2021 dengan memberlakukan jam malam mulai pukul 19.00 hingga pukul 05.00 Waktu Turki pada hari biasa dan full lockdown pada akhir pekan. Hal ini akan berlaku hingga tanggal 17 Mei 2021.
Promo untuk Kamu |